• Posted by : Unknown Monday, 31 March 2014


    Thanks To: Versiteks.com

    ==========================================================================

    Sebelumnya, sosok yang didekat Sasuke terungkap, orang itu adalah Kabuto yang kini berpihak ke Pasukan Aliansi dan menolong Sasuke. Di tempat lain, Guy mencoba menyerang Madara, tak puas dengan serangannya, Guy memilih jalan yang akan mengakibatkan kematian pada dirinya, ia bersiap membuka gerbang terakhir dari teknik Hachimon.

    Kakashi benar-benar masih tak menyangka. "Apa kau benar-benar ingin.. membuka gerbang terakhir?" Kakashi tak ingin rival sekaligus sahabatnya itu melakukan pengorbanan seperti itu.

    "Guy!! Jangan melakukannya!!" ucap Minato. Sama seperti Kakashi, ia juga tak ingin Guy melakukannya. "Pikirkanlah sebaik-baiknya!! Tak ada seorang pun di sini yang mau kau melakukannya!! Bahkan ayahmu.."

    "Tak apa, aku akan melakukannya.." tekad Guy sudah benar-benar bulat. Tak ada lagi yang bisa mengubah keputusannya itu, keputusan yang mungkin merupakan salah satu keputusan paling sulit dalam dirinya.

    "Guy-sensei, apa kau benar-benar yakin kalau sekaranglah waktu yang tepat untuk melakukannya!?" Lee melihat dengan wajah khawatir.

    "Lee, jangan memasang wajah seperti itu!! Kali ini, lihat aku sambil tersenyum!!" ucap Guy sambil tersenyum seolah tak ada rasa penyesalan sama sekali, tak gentar meski sebentar lagi ia akan menggunakan teknik yang akan merenggut nyawanya itu.

    Mendengarnya, Lee malah menangis. Masih teringat jelas semua kenangan tentang guru Guy, terutama saat awal-awal mereka bertemu. "Kau sangat mirip denganku.." ucap guru Guy waktu itu.

    "Dulu, aku juga tak bagus dalam apapun.. tapi sekarang, aku bisa bersaing dengan si elit jenius Kakashi, bahkan menang.."

    "Kau akan membuktikan pada semua orang kalau kau bisa menjadi shinobi yang hebat bahkan meski tanpa ninjutsu dan genjutsu!! Itulah jalan ninjamu, kan?"

    "Kurasa itu impian yang hebat, dan aku yakin usahamu tak akan sia-sia.."

    "Kau harus yakin, kau pasti bisa melakukannya.."

    Air mata Lee masih tetap mengalir, sementara kini tampak guru Guy sudah berlari, maju dan menancapkan jari jempol tangan kirinya ke bagian jantung, tempat titik terakhir berada. Lalu, seketika setelahnya, kedelapan gerbang chakra pun terbuka.

    Dari kejauhan, Madara bisa merasakannya.
    "Chakranya berpusat pada titik gerbangnya.."

    "Membuka gerbang kedelapan!!"

    "Bodoh kau Guy!!!" seorang bapak-bapak menampar pipi Guy kecil. Yah, flashback ke jauh beberapa tahun yang lalu, tampak ayah Guy menampar pipi anaknya.

    Guy kecil tergeletak lemas di atas tanah. "Maaf.. ayah.." ucapnya. "Usiaku sudah genap 5 tahun, tapi aku bahkan belum bisa berlari keliling sekolah sebanyak 500 kali.." Guy kecil benar-benar menyesal.

    "Jangan minta maaf!! Aku memarahimu bukan karena itu!!" ucap si ayah, dengan air mata yang mengalir dari bola matanya. "Jangan meminta maaf atas usaha yang telah kau lakukan!!"

    "Ayah.."
    "Guy!!"

    Mereka berdua pun berpelukan. Dari kejauhan, tampak dua orang warga melihat dan berbisik tentang mereka. "Uh, lihat, lagi-lagi dua orang bodoh itu melakukannya.." ucap yang satu. "Tindakannya itu kekerasan terhadap anak-anak, kan? juga.. apa-apaan alis tebal itu??"

    Ayah Guy mendengarnya, tapi sambil tersenyum, ia malah berteriak pada mereka berdua, "Terimakasih atas dukungannya!!" tanpa ada rasa tersinggung sama sekali.

    "Ayah, mereka tidak mendukung kita.." ucap Guy.

    "Dengar, Guy!! Masa mudamu baru saja dimulai!! Dan kau harus tetap memegang teguh semangat muda seperti ayahmu ini!!" ucap ayah Guy. "Sebenarnya, aku senang karena kau tak bisa menggunakan ninjutsu atau genjutsu.."

    "Kalau kau mengetahui kelemahanmu, maka kau akan bisa fokus pada kelebihanmu!! Kemampuan Taijutsumu telah mulai bersinar!! Karena di usiamu yang sekarang, kau sudah mengetahui kelebihanmu!!"

    Guy tersenyum, tapi perlahan, senyumannya itu mulai memudar. Guy merasa kalau ayahnya itu hanya ingin menghiburnya saja. "Ayah.. apa kau hanya ingin.."

    "Kelemahanmu juga bisa kau jadikan kemampuan!!" ucap ayah Guy lagi dengan tetap bersemangat. "Bertele-tele berarti kau teliti, banyak bicara berarti kau periang, keras kepala berarti kau teguh pada pendirian!! Lalu orang yang egois.. mereka seperti kucing.."

    "Lalu orang yang berbulu?"
    "Mereka.. seperti kucing.."
    "Lalu orang dengan tubuh yang panjang!?"
    "Yah!! mereka seperti kucing!!"

    Sama seperti tadi, tampak lagi dua orang membicarakan mereka. Kali ini, dua orang berpakaian shinobi, entah Chuunin atau Jounin. "Hei, Maito Dai, apa kau masih bermain-main dengan putramu?"

    "Cocok sekali, untuk seorang genin abadi, hahaha!!" mereka mentertawakan ayah Guy, Maito Dai, yang meski sudah tua namun tetap merupakan seorang genin.

    "Oh, terimakasih atas dukungannya!!" lagi-lagi Dai tersenyum dan malah berterimakasih pada mereka. Namun Guy, diam-diam ia kesal, marah karena ayahnya selalu saja diolok-olok seperti itu.

    Tak lama setelahnya, Guy pergi mencari dua shinobi tadi, lalu melempari mereka dengan kerikil. "Uukhh.." salah seorang dari mereka terkena sabetan Guy.

    "Apa-apaan itu?" ucap kaget shinobi tadi.
    "Hei, bukankah itu anaknya si Dai?"
    "Apa yang kau lakukan, hah!?"

    "Jangan coba-coba mengolok-olok ayahku lagi!!!" teriak Guy dengan penuh kekesalan. Namun pada akhirnya, Guy berakhir di rumah sakit. Yah, seorang anak kecil sepertinya tentu saja tak ada apa-apanya bagi dua shinobi dewasa.

    Ayah Guy mengunjunginya lalu bertanya, "Guy, kenapa kau melakukannya?"

    Guy memalingkan wajahnya, dan malah bertanya balik, "Kenapa.. ayah selalu saja optimis? Kapan masa muda ayah akan berakhir?"

    Untuk sesaat, ayah Guy sempat terdiam, lalu ia menjawab, "Selama kau tidak membuangnya, masa muda tak akan pernah berakhir.."

    "Jadi itu tetap tak akan berakhir walaupun kau mati!?" tanya Guy lagi.

    "Apa yang kau bicarakan, Guy? Justru itulah puncak dari masa muda!! titik paling membara dalam hidupmu!!"

    "Ayah, kau tak normal!!" Guy malah membentak ayahnya. "Bagaimana bisa kau bilang kalau kematian itu berhubungan dengan masa muda!? Tak ada yang bisa menjamin kalau aku akan bisa mengalahkan orang yang kuat hanya dengan mempercayainya, bahkan sampai aku mati sekalipun!! Sama seperti hari ini!!"

    Dai terdiam, kemudian ia mengelus rambut putranya itu. "Kemenangan yang sebenarnya bukan saat kau menang melawan orang yang kuat.. melainkan saat kau mampu melindungi orang yang kau sayangi.."

    Guy tertegun, lalu air mata menetes perlahan dari kelopak matanya. "Aku.. aku hanya.."

    "Aku ingin melindungi masa muda yang selalu saja kau bicarakan itu!!"

    Kata-kata Guy membuat ayahnya terharu, dan akhirnya mereka pun sama-sama mengalirkan air mata. Dai terharu, lalu mereka berpelukan.

    Beberapa waktu setelahnya, setelah Guy sudah cukup umur, sang ayah memperlihatkannya suatu teknik, teknik yang belum pernah ia lihat sama sekali. "Ayah, apa itu?" tampak ayah Guy dilapisi oleh suatu uap yang membara.

    "Ini disebut dengan Hachimon Tonkou, sebuah kinjutsu.." ucap Dai,

    Dalam hati Guy kaget. "Ayah bisa melakukannya? sejak kapan dia.." Guy tak menyangka kalau ayahnya yang seorang genin bisa melakukan teknik keren seperti itu.

    "Ini adalah satu-satunya teknik, yang seorang genin sepertiku bisa lakukan setelah terus berlatih selama 20 tahun.." ucap Dai. "Dengan kata lain, hanya ini yang bisa ayah ajarkan padamu!! Ini akan menjadi senjata spesial terkuatmu!!"

    "Spesial!?"

    "Kau akan menjadi sangat kuat! Tapi, terdapat aturan dalam menggunakan teknik ini!! aturanmu sendiri!!" ucapnya.

    Pindah lagi ke masa lain, tampak Guy, serta dua anggota timnya, telah dikepung oleh musuh yang jumlahnya tujuh orang.

    "Sial, kita dikepung.."
    "Kita tak bisa kabur.."
    "Mereka itu kan.. tujuh shinobi pembawa pedang dari Kirigakure!?"

    Yah, memang tampak kalau yang mengepung mereka adalah kelompok mengerikan dari Kirigakure, tujuh shinobi pembawa pedang.

    "Wah, sepertinya kami cukup terkenal.. sampai-sampai bocah dari desa lain pun tahu.." ucap salah seorang dari mereka.

    "Apa yang bisa kita lakukan? tak ada kesempatan.." Guy dan teman-temannya tak tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya, orang itu pun muncul. "Sepertinya aku tepat waktu!!" ucapnya, yang tak lain merupakan ayah Guy.

    "Ayah!?" Guy kaget. "Kau adalah seorang genin, apa yang kau lakukan di sini!?" Guy tak mengerti.

    "Kalian semua larilah, aku akan mengulur waktu!!" ucap Dai.

    "Lari!? Ayah, mereka itu kelompok Jounin!! Tak hanya itu, mereka juga adalah tujuh shinobi pembawa pedang dari Kirigakure!! Tak mungkin kau bisa menghentikan mereka!!"

    "Aku telah.. menggunakan Hachimon Tonkou no Jin.." ucap ayah Guy.

    "Tapi itu!?"

    "Ini adalah aturanku.."
    "Sekaranglah saatnya.."

    Bhursttttt!!!!!!! flashback berakhir, dan tampak Guy telah benar-benar mengaktifkannya, gerbang terakhir dari teknik terkuatnya. "Membuka gerbang kedelapan!! Hachimon Tonkou no Jin!!!"

    Masih tampak Lee meneteskan air matanya, namun ia berusaha untuk tegar, untuk tidak menjadi lelaki yang cengeng.

    "Guy.. jadi kau benar-benar!?" ucap Kakashi.
    "Kenapa.." Minato tak habis pikir.

    Dari kejauhan, dari udara, Madara yang melayang memperhatikan Guy. "Uap merah.. uap dari darah yang merupakan tanda kalau semua gerbang telah dibuka.." ucapnya.

    "Huh, tapi melihatnya dari sini.. itu hanya tampak seperti warna daun musim gugur yang telah membusuk.. tak jauh beda dari daun yang berguguran.." Madara meremehkannya.

    "Kau benar.." ucap Guy.
    "Tapi.. daun itu tak hanya akan jatuh dan mati begitu saja.."

    "Aku akan menjadi.. nutrisi bagi daun muda yang baru!!" ucap Guy. "Waktu ketika musim semi yang baru, serta pucuk daun yang baru bermunculan.. itulah puncak dari masa muda!! Inilah waktunya untuk jadi membara, Deep Crismon!!!"

    Guy melesat, dengan tubuh yang membara layaknya diselimuti api. Dalam sekejap, ia sudah berada di hadapan Madara.

    "Evening Elephant!!!" Guy melesatkan tekniknya.


    0 comments

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    Kingdom Anime Indonesia Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan Re-design by Dicky Onii-chan no Baka